Saldo Go-Pay Gratis dari Go-Jek, Go-Jek, serta aplikasi transportasi sejenisnya seperti, Uber, Grab, dan Go-Car telah mengubah wajah transportasi. Transportasi beraplikasi ini mempunyai banyak kelebihan, bila dibandingkan dengan transportasi konvensional pada umumnya. Juga, dalam segi tarif, hampir semua transportasi beraplikasi ini menawarkan tarif yang jauh lebih murah. Selain itu, pelanggan juga diberikan hak untuk memberikan rating/penilaian terhadap pelayanan driver. Bagus tidaknya rating yang diberikan pelanggan, akan berdampak langsung kepada performa driver itu sendiri. Sehingga mau tidak mau, driver dituntut untuk melayani pelanggan sebaik mungkin dan seramah mungkin.
Pertama kali menggunakan Grab (awal namanya GrabCar atau MyTeksi) di Indonesia adalah ketika ada urusan di Jakarta 2 tahun lalu. Kemudian, mencoba Uber pertama kali ketika ada acara di Bandung, tahun 2016 yang lalu. Dan, akhirnya mencoba aplikasi besutan anak negeri –Nadiem Makarim– yang bernama Go-Jek, di Bandung tepat awal tahun 2017 ini. Go-Jek merupakan solusi tepat untuk keliling Bandung, terutama bagi yang belum memiliki kendaraan sendiri (termasuk saya). Dengan driver yang ramah (walau terpaksa ramah), Go-Jek menawarkan tarif yang lebih murah dibandingkan dengan ojek mangkal. Terlebih lagi, saat ini Go-Jek memberikan promo diskon sampai 50% (bagi pengguna Go-Jek) bila membayar menggunakan Go-Pay.
Tetapi Go-Pay ini merupakan salah satu layanan Go-Jek yang membuat saya kecewa. Kenapa? Ceritanya berawal dari iming-iming diskon tersebut, saya pun berniat mencoba untuk mengisi saldo Go-Pay sebesar Rp. 20.000. Tetapi, sudah 2 driver saya minta untuk mengisi saldo dengan masing-masing Rp. 20.000, tetapi gagal terus. Mereka telah mencobanya berkali-kali, pada akhirnya mereka menyerah juga, begitu juga saya. AKhirnya merekapun menyarankan saya untuk melayangkan komplain ke Go-Jek. Berikut ini isi komplain saya:
Positifnya, customer service dengan cepat membalas komplain saya dengan jawaban yang umum, menanyakan kode booking saya dan akan menindaklanjuti komplain saya. Sayapun membalas dengan mengirimkan kedua kode bookingnya. Selang beberapa hari, saya kembali mendapatkan email balasan dari customer service Go-Jek. Karena sudah terjadi agak lama, saya pun tidak membaca secara detail email tersebut.
Tepatnya kemarin pada tanggal 16 Januari 2016, habis mudik naik kereta, saya pun berinisiatif untuk naik Go-Jek menuju kosan. Ketika membuka aplikasi Go-Jek, saya langsung kaget karena saldo Go-Pay saya sudah terisi sebesar Rp.40.000. Setelah saya cek ketersediaan driver dan juga cukup tidaknya saldo Go-Pay saya, tidak berfikir panjang, saya langsung beralih dari rencana menggunakan Go-Jek menjadi Go-Car, karena gratis haha. Itung-itung juga mencoba Go-Car, sehingga bisa membandingkan kualitas pelayanan Uber, Grab dan Go-Car. Dari segi pelayanan, ketiga transportasi beraplikasi tersebut kurang lebih sama, karena memang driver tidak hanya mencari pelanggan, tetapi juga point dan bonus yang akan mereka dapatkan ketika dalam sehari mereka bisa mendapatkan batas minimal orderan dan mendapatkan penilaian yang positif dari pelanggan. Tidak jarang driver akan meminta pelanggan untuk memberikan rating 5 untuk mereka.
Setelah sampai di kos, akhirnya saya menyadari bahwa saldo tersebut memang diisi oleh pihak Go-Jek sebagai permintaan maaf mereka. Tau begitu kemarin minta isi saldonya tidak hanya Rp.20.000 x 2 haha… Tetapi perlu disyukuri juga, lumayan mendapatkan saldo gratis.
Berikut ini email dari Go-Jek memberikan saldo Go-Pay sebaga permintaan maaf mereka. Karena memang sudah sepatutnya kepuasan pelanggan menjadi prioritas.