Walaupun beban dosen dalam mengajar sudah berat, dengan ditambahkan tugas untuk penelitian ini maka otomatis menambah berat beban dosen tersebut. Ternyata selain 3 Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi tugas utama dosen, ada tugas lain yang tidak kalah beratnya bagi dosen (baca: dosen yang juga melakukan penelitian) yaitu menjadi reviewer karya ilmiah dijurnal ilmiah (nasional maupun internasional). Berat disini termasuk dalam hal kemampuan bidang ilmunya, topik karya ilmiahnya, hingga tersedia waktu luangnya. Nah, inilah yang saya alami dalam beberapa minggu terakhir ini.
Bulan kemarin diundang untuk mereview 2 karya ilmiah yang berbeda dari dua jurnal yang berbeda pula. Dari dua undangan untuk mereview tersebut, saya putuskan memilih salah satunya saja (bukan sok pilih-pilih atau sibuk), karena memang masalah waktu dan juga bidang ilmu yang paling menentukan. Akhirnya saya memilih undangan review dari jurnal Kybernetes dari Emerald Publishing. Jurnal tersebut merupakan Jurnal ISI Thomson Reuters Tier 4 (Q4) dengan impact factor 0.637. Sejujurnya saya berat hati menerima undangan review. Bukan tanpa alasan, karena tahun lalu karya ilmiah (paper) saya diperlakukan tidak baik di jurnal tersebut (baca: ditolak (reject)), bagaimana tidak sakit hati. Tahun lalu ditolak, malah tahun ini meminta untuk melakukan review. Sejujurnya ini merupakan kali pertama saya menerima undangan mereview karya ilmiah jurnal, sebelum sebelumnya selalu saya tolak, hanya karya ilmiah level conference saja yang saya terima.
Akhirnya proses review sudah saya selesaikan tepat hari ini, 2 hari sebelum batas waktu yang ditentukan. Meng-copy tulisan sahabat saya di facebook yang pernah bertemu di conference Kuching, Malaysia, beliau menulis status tepat pada hari ini juga yang sepertinya beliau juga baru saja menyelesaikan review karya ilmiah.
Reviewer itu pekerjaan sukarela.
Karenanya wajar, kebanyakan molor memberikan hasil reviewnya
Karena kalah dengan pekerjaan lain.
Dan memang itu merupakan fakta karena memang saya juga sudah mengalaminya. Ternyata mereview karya ilmiah jurnal level ISI itu susahnya bukan main. Banyak poin yang harus dijawab dan dijelaskan, mulai dari justifikasi penulisnya apakah sesuai, literature review nya apakah sesuai dan up to date, metode nya apakah cocok dan sesuai, hasil (result) nya apakah sesuai dengan hipotesa dan metode yang digunakan, kesimpulan (conclusion) apakah sesuai, dan yang tidak kalah sulitnya adalah penggunaan Bahasa Inggrisnya apakah sudah tepat, tidak ambigu, tidak ada kesalahan tulis atau kesalahan grammar. Dari semua poin tersebut minimal waktu yang diperlukan adalah satu hari penuh atau bahkan 2 hari.
Sebagai ucapan terima kasih dari publisher jurnal tersebut, mereka memberikan akses gratis tidak terbatas selama 40 hari hingga satu tahun untuk jurnal mereka. Penawaran win-win solution yang menurut saya menarik, agar reviewer mau menyempatkan waktunya melakukan pekerjaan sukarela ini. Karena menggunakan asas sukarela, semoga bernilai ibadah ya…
Bagi yang ingin mengetahui bagaimana cara mereview, berikut ini ada dua artikel yang sangat bagus yang saya pakai sebagai panduan dalam melakukan review karya ilmiah.
- How to Write a Peer Review for an Academic Journal: Six Steps from Start to Finish by Tanya Golash-Boza
- How to review a paper
Sayang sekali masih sukarela. Padahal author wajib membayar ratusan dollar agar jerih payah penelitiannya bisa terbit dan reader diwajibkan untuk membayar beberapa puluh dollar untuk mendapatkan jurnal tersebut.
Menarik! Dapat dijadikan sebagai referensi untuk berkiprah.